Pupuk Organik Cair Inovasi P4S Rejotani Desa Jekek-Baron Atasi Kelangkaan Pupuk Kimia Bersubsidi

Efektif Menekan Penggunaan Pupuk Kimia Bersubsidi hingga 60 persen

NGANJUK, PING - Petani di Kabupaten Nganjuk saat ini kerap kali dihadapkan oleh permasalahan pupuk kimia bersubsidi yang semakin langka dan semakin tak terjangkau oleh petani. Hal inilah yang mendasari para petani di Desa Jekek, Kecamatan Baron untuk berinovasi menemukan solusi yang dibagikan dalam program acara Sahabat Tani Beranda Kominfo 105,3 RSAL FM, Senin (7/11/2022) malam.

Dipandu host Asty Hanifa, Juwadi selaku Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Rejotani Desa Jekek-Baron mengatakan, bahwa teman-teman di BPP Kecamatan Baron awalnya berpikir ketersediaan pupuk saat ini sulit didapat, kalaupun ada pasti harganya cukup tinggi. "Makanya kami teman-teman dari BPP mencoba untuk membuat formulasi baru berupa pupuk organik cair mulai tahun 2018", tuturnya.

Bahan untuk membuat pupuk organik cair tersebut dikatakan Juwadi tidak hanya berasal dari bawang merah tetapi juga bahan pendukung lainnya yang mudah didapatkan di sekitar kita. "Diantaranya ada bawang merah, bonggol pisang, akar bambu, daun pepaya, buah nanas baik buahnya maupun kulitnya, daun alpukat, daun kelor, lidah buaya, tetes tebu, air kelapa, air leri, dan air hujan", sebutnya.

Dari sekian bahan tersebut ungkap Juwadi dihancurkan dengan alat penggilingan untuk kemudian difermentasikan selama kurang lebih 21 hari dengan penyimpanan yang benar-benar tertutup rapat agar kedap udara.

Juwadi lantas mengatakan dalam pengolahannya telah menggunakan mesin, awalnya yaitu dengan swadaya dari satu kelompok tani yang beranggotakan 26 orang. "Alhamdulillah dari kegiatan pembuatan POC ini lama-kelamaan direspon oleh pihak desa dan dianggarkan pada Dana Desa (DD)", ujarnya.

Penggunaan POC ini jika diterapkan sesuai dengan jadwal pemberian pupuk pada tanaman, terang Juwadi dapat menekan atau menghemat penggunaan pupuk kimia bersubsidi sebanyak 30 sampai 60 persen. "Jadi pupuk kimiawinya berkurang luar biasa banyak, bahkan hasilnya lebih melimpah karena didalam POC ada kandungan pengendali hama yaitu pada akar bambunya", tandasnya.

Sementara itu Yusuf sebagai koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Baron sangat mengapresiasi adanya inovasi dari sahabat tani Desa Jekek dan P4S yang telah berhasil menciptakan pupuk organik cair sebagai alternatif pupuk kimia bersubsidi.

Dengan adanya Permentan Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian, ungkap Yusuf kelompok tani maupun petani ada pembatasan alokasi pupuk bersubsidi. Tahun ini ketersediaan pupuk bersubsidi hanya untuk 9 komoditas, sedangkan tahun-tahun lalu ada sekitar 20 komoditas. "Akhirnya kami berpikir bagaimana para petani dan kelompok tani ini untuk tidak ketergantungan pada pupuk kimia bersubsidi yang terbatas. Maka dengan kiprahnya pak Juwadi bersama PPL Desa Jekek dan kelompok tani kita ciptakan POC ini", jelas Yusuf.

Lebih lanjut Yusuf menerangkan bahwa tahun 2022 ini dari 11 desa yang ada di Baron semuanya mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik baik itu dalam bentuk padat maupun cair. "Yang anggarannya dari dana desa melalui pos ketahanan pangan", tuturnya.

Dengan adanya perhatian dari pemerintah Kecamatan Baron ini Yusuf berharap para petani dapat memanfaatkannya dengan mulai menggunakan pupuk organik untuk tanamannya. "Mari kita beralih ke pupuk organik karena sudah kita upayakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia bersubsidi yang sulit didapat dan harganya pun semakin mahal", tutupnya.

 

header : unsurtani

0 Komentar