BKKBN Jatim Gelar Sosialisasi Pengasuhan 1000 HPK dan Balita di Kabupaten Nganjuk

Serta Edukasi Kespro, Gizi dan Perencanaan Berkeluarga di Kabupaten Nganjuk

Nganjuk, PING -  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur menggelar sosialisasi pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan balita, serta edukasi kesehatan reproduksi (kespro), gizi dan perencanaan berkeluarga di pendopo KRT Sosrokoesoemo Pemkab Nganjuk Senin (26/12/2022). 

Kegiatan diselenggarakan dalam rangka membentuk komitmen bersama bahwa pada tahun 2024 nanti Indonesia memiliki generasi emas yang unggul. 

Hadir mewakili Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspemkesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Nganjuk Samsul Huda bersama Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Widyasti Sidhartini dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Maria Ernawati. 

Hadir pula Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Nganjuk, Ketua TP-PKK Kabupaten Nganjuk, Ketua IBI Cabang Nganjuk, Ketua Muslimat NU Nganjuk, Ketua Fatayat NU Nganjuk, Ketua Aisyiyah Nganjuk, Kepala OPD terkait serta perwakilan kader penyuluh kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR) seluruh Kecamatan se-Kabupaten Nganjuk. 

Dalam sambutannya, Aspemkesra Samsul Huda menyampaikan 2 (dua) pendekatan yang dapat dilakukan dalam menangani fenomena masih tingginya angka stunting di Kabupaten Nganjuk. Pertama, Institutional Approach atau pendekatan kelembagaan.  

“Secara simultan OPD harus mengintegrasikan dan berkomitmen dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Nganjuk. Pendekatan Kelembagaan merupakan sebuah tuntutan bagaimana kita punya komitmen di dalam rangka percepatan penurunan angka stunting ini dalam waktu yang cepat, tepat dan akurat,” ujar Samsul Huda.

Kedua, Pendekatan Kebudayaan. Yakni para kader, tenaga kesehatan dan PIKR secara keseluruhan masif menggerakkan bagaimana proses persiapan pernikahan, ketika masa kandungan dan ketika proses persalinan semuanya dapat di intervensi oleh berbagai OPD juga oleh para penyuluh KB.

“Sehingga percepatan angka stunting di Kabupaten Nganjuk dapat kita turunkan secara signifikan,” tambahnya.

Sementara itu, dalam sambutannya Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Maria Ernawati menyampaikan pada saat perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-100 di tahun 2045 nanti, Indonesia harus sudah memiliki generasi-generasi emas yang unggul.

“Bagus tingkat pendidikannya, bagus income per kapitanya. Semua harus kita persiapkan mulai hari ini, mulai dari komitmen kita bersama untuk mendampingi para keluarga di Kabupaten Nganjuk agar menjadi keluarga-keluarga yang berkualitas”, tuturnya. 

Maria Ernawati juga menyampaikan masih adanya 3 (tiga) kendala dalam pencapaian hal tersebut. Pertama, isu tentang stunting. Kedua, masih relatif tingginya angka kematian Ibu dan Bayi. Ketiga, masih adanya kemiskinan ekstrim.

“Ketiga hal tersebut masih kita carikan solusi bersama. Untuk itu mari kita berkomitmen dan bekerja bersama agar pada tahun 2045 nanti kita dapat mencapai generasi emas yang unggul,” imbuh Maria Ernawati.

(AL/NR) 

0 Komentar